Serangkaian Program Pendidikan Sebagai Acara Pendamping Pameran Seni Rupa “Seribu Misteri Borobudur” :
- First International Symposium of Borobudur Cultural Landscape Heritage
- High School Teachers Field Heritage Education
- Students Essay Competition
- Fun Students and Journalists Heritage Trail
First International Symposium on Borobudur Cultural Landscape Heritage: “Regional Conservation Planning”, Universitas Gadjah Mada, 20 April 2007
Pelaksanaan
First International Symposium on Borobudur Cultural Landscape Heritage diikuti oleh 90-100 orang peserta yang terdiri dari kalangan akademis seperti mahasiswa, dosen dari bidang studi arsitektur, arkeologi serta praktisi dari bidang pelestarian pusaka dari BP3 DIY dan Jateng, serta peserta dari beberapa kota di Jawa. Simposium dibagi dalam dua sesi, dengan Keynote speakers Mikke Susanto, Kurator Visual Art Exhibition “THE THOUSAND MYSTERIES OF BOROBUDUR”, serta Himachuli Gurung, Program Specialist, perwakilan dari UNESCO Jakarta. Diskusi dikemas dalam bentuk talkshow serta tanya jawab antara pembicara dengan peserta dengan didampingi oleh fasilitator. Secara keseluruhan acara yang dihadiri oleh Direktur UNESCO Jakarta Prof. Hubert Guijzen ini berlangsung lancar dan sukses.
High School Teachers Heritage Field School, 28-29 April 2007
Pelaksanaan
High School Teachers Heritage Feld School berlangsung selama dua hari pada tanggal 28-29 April 2007. Acara ini merupakan program pengenalan jelajah pusaka saujana Borobudur yang ditujukan bagi guru-guru dari sekolah menengah atas di Yogyakarta. Tercatat 36 peserta mengikuti program ini. Selama berkegiatan, para peserta menginap selama semalam di rumah penduduk yang dijadikan homestay di Desa Candirejo. Acara diawali dengan tour keliling 3 desa di sekitar Borobudur yang dilanjutkan dengan kuliah di Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, kunjungan ke Candi Borobudur serta kuliah tentang pusaka saujana serta kuliah tentang Borobudur dari sudut pandang arkeologi. Pada hari kedua peserta diwajibkan mengikuti workshop untuk membuat program tentang pengenalan pusaka berdasarkan buku panduan Heritage in Young Hands yang dikeluarkan oleh UNESCO untuk sekolah masing-masing, dan program diakhiri dengan presentasi program oleh masing-masing kelompok. Secara keseluruhan program berlangsung lancar dan mendapat apresiasi dari peserta yang terlihat dari antusiasme peserta dalam mengikuti seluruh program.
Students Essay Competition
Pelaksanaan
Kompetisi Menulis tentang Borobudur ini terbuka untuk para pelajar dari sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah atas. Kompetisi dimulai setelah pembukaan pameran yaitu mulai tanggal 20 -29 April 2007. Tercatat 4 siswa SMP dan 15 siswa SMA yang mengikuti kompetisi ini. Penilaian difokuskan pada ekspresi siswa, pesan-pesan maupun opini tentang Borobudur selama pameran berlangsung. Para peserta diikutsertakan dalam Fun Heritage Trail yang diselenggarakan pada tanggal 6 Mei 2007. Dari 19 peserta, terpilih lima karya terbaik, yang diumumkan pada saat acara Fun Heritage Trail.
Fun Students and Journalists Heritage Trail
Pelaksanaan
Acara Fun Students and Journalists Heritage Trail diikuti oleh kurang lebih enam puluh orang yang terdiri dari peserta yang meliputi para jurnalis media cetak maupun elektronik berskala lokal maupun nasional, 17 pelajar SMP dan SMA peserta lomba essai Borobudur serta panitia penyelenggara. Para peserta berkumpul di Jogja Gallery pukul 07.00 pagi dan berangkat menuju Borobudur pukul 08.00 WIB. Setiba di Tourist Information Center, peserta turun dan langsung dibagi menjadi dua kelompok yang telah diatur oleh panitia. Dipandu oleh guide lokal dan disertai oleh panitia dari Center for Heritage Conservation, Jutap UGM dan Senthir, peserta menaiki andong berkeliling tiga desa, yaitu Tuk Songo, Nampan dan Dusun Klipoh. Setelah selesai trail di tiga desa, peserta menuju ke desa Candirejo untuk beristirahat dan makan siang. Seusai makan siang peserta berangkat menuju Candi Borobudur dan acara berakhir dengan mengunjungi bekas peninggalan danau purba di sungai Elo dengan dipandu oleh Bapak Helmy Murwanto dari Fakultas Geologi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.