Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki sejarah panjang kemaritiman yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakatnya. Berbagai suku di Indonesia, terutama yang tinggal di daerah pesisir, tidak lepas dari budaya maritim. Cerita kejayaan nenek moyang sebagai pelaut ulung menggambarkan nenek moyang bangsa Indonesia sebagai pelaut yang berlayar menaklukkan laut untuk menjelajah, memenuhi kebutuhan keluarga mencari ikan atau berdagang antar pulau. Seiring berjalannya waktu, aktivitas melaut tidak hanya untuk kebutuhan lokal, namun juga untuk menjalin kerjasama dengan pulau lainnya bahkan mancanegara.
Berbagai aktivitas kemaritiman terdokumentasi dalam banyak catatan sejarah dalam bentuk lukisan, fotografi, catatan perjalanan atau tulisan serta lukisan relief di candi-candi serta berbagai monumen. Hal ini menunjukkan semaraknya aktivitas kemaritiman di Indonesia dari waktu ke waktu. Hubungan dagang mancanegara pada masa lalu dimulai dengan aktivitas kemaritiman, berupa penjelajahan serta perdagangan melalui jalur maritim. Hal ini menghasilkan pelabuhan beserta kehidupan dan lingkungannya yang khas, pertukaran budaya, kerjasama perdagangan bahkan intervensi politik.
Untuk itu PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) melalui PT Pelabuhan Tanjung Priok bersama UGM berinisiatif membuat “Desain Interior, Eksterior dan Sarana Multi Media serta Pengumpulan Informasi Bahan Materi Sejarah Museum Maritim, Pelabuhan dan Pelayaran Nusantara di Tanjung Priok” yang memanfaatkan arsitektur pusaka yang berada di wilayah PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Tanjung Priok, Jakarta Utara. Hal ini bertujuan untuk melestarikan budaya, sejarah, cerita, dan bukti kejayaan bahari dari masa lalu sampai sekarang dan masa yang akan datang, sekaligus penyediaan fasilitas pertemuan dan media pembelajaran dunia maritim kepelabuhanan dan pelayaran.