Dies Natalis UGM ke-70, Alumni Arsitektur UGM Gelar Pameran
“Dan bisa dinikmati masyarakat luas,” imbuh Ben.
Tiga kata yang dikutip dari filosofi Jawa itu dijadikan kata kunci dalam perhelatan tersebut. Ben mengungkapkan, tiga kata kunci itu merupakan gagasan dari Haryo ‘Kongko’ Santosa, alumni tertua berusia 70 tahun yang ikut dalam pameran.
1. Menghadirkan alumni Arsitektur berskala internasional
Ruang pamer menempati gedung berlantai dua di sisi barat. Lantai atas digunakan untuk memamerkan karya empat alumni yang telah mempunyai nama dan peran hingga skala internasional, mempunyai track record yang bagus, serta established dan konsisten membuat karya.
“Mereka kami sebut sebagai artis,” kata Ben.
Keempat alumni itu adalah Haryo ‘Kongko’ Santosa (desainer produk), Laretna ‘Sita’ T Adishakti (pelestari warisan budaya), Adi ‘Mamo’ Purno (arsitek), serta Mayasari Sekarlaranti dan suaminya, Kenzo Wienand (perajin batik).
2. Memperkenalkan alumni muda Arsitektur
Sementara yang dipamerkan di lantai bawah, mayoritas karya para alumni muda. Ben menyebutnya amazing talent. Ada alumni yang memamerkan karya-karya instalasi, fotografi, sketsa, desain fashion. Sayang, tak semua alumni tersebut hadir dalam pameran sepekan ini.
“Karena tak semua tinggal di Yogyakarta dan Indonesia,” kata Ben. Ia mencontohkan Vania Vanti yang tinggal di Jepang.
3. Mendorong para alumni untuk berkolaborasi
Pameran tersebut sekaligus menjadi ajang #unjukrasa. Ben menjelaskan, ada upaya untuk mengkomunikasikan dan mempublikasikan profil, karya, serta pencapaian para alumni kepada publik. Serta menginspirasi generasi muda untuk berkarya secara konsisten, berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam dunia kreatif. Beberapa di antaranya disebut sudah diajak sejumlah perusahaan untuk bekerja sama.
“Dan tujuan panitia selesai,” kata Ben yang bersama para peserta bersepakat menghibahkan karya mereka untuk almamater mereka.
4. Menghadirkan komunitas-komunitas dengan beragam aktivitas
Tak hanya diikuti alumni Arsitektur dan Perencanaan UGM. Sejumlah komunitas pun hadir dan ikut meramaikan. Ada Komunitas Kopi Indonesia yang memperkenalkan aneka produk kopi Nusantara. Mereka tidak hanya berbagi kopi, tetapi juga berbagi informasi tentang menyeduh kopi yang enak dan berbagi kopi.
Kemudian Komunitas Jazz Mben Senen yang tampil di atas panggung musik saban malam. Juga Komunitas Batik Kagama yang ikut memamerkan karyanya di lantai bawah. Selain itu menghadirkan para alumni-alumni muda Arsitektur untuk berbagi ilmu dan pengalaman mereka dalam acara talkshow yang digelar bergantian saban hari.