Desa Wukirsari termasuk di 8 desa dalam Kecamatan Imogiri. Penduduk Desa Wukirsari berjumlah sekitar 15 ribuan. Masyarakat di Kecamatan Imogiri sangat menjunjung kesenian dan kebudayaan. Setelah gempa 2006, didukung banyak pihak untuk meningkatkan produksi dan pelestarian lingkungan batik, para pengrajin batik membentuk kelompok batik di antaranya Kelompok Batik Sekar Arum, Kelompok Batik Sri Kuncoro, Kelompok Batik Giri Asih, Sentra Batik Tulis Yogyakarta, Sungsang Batik, dll.
Gambar 1. Studi Lapangan ke Omkara resort
Masyarakat sangat mengharapkan terlaksananya program ini, karena mereka sangat membutuhkan pendampingan ini. Mengingat mereka tidak memiliki pengalaman dan terbatas wawasan dalam bidang perdagangan, pariwisata maupun seni tata pamer dan tata ruang dalam (interior). Membangun toko atau galeri batik dan homestay merupakan hal baru bagi masyarakat yang berlatar belakang umumnya petani dan pembatik. Padahal perkembangan kawasan Imogiri menuntut tidak saja kualitas produksi batik tetapi juga penataan dan pelestarian kawasan saujana pusaka yang indah, eksotik, nyaman dan memberikan peningkatan pendapatan bagi masyarakat. Menariknya banyak masyarakat yang sudah mempersiapkan rumah limasan yang dibeli untuk dipindah ke rumahnya sebagai upaya untuk mengembangkan toko/galeri batik ataupun homestay.
Sementara dari Perguruan Tinggi, pembelajaran desain baik tata ruang dalam maupun arsitektur di lingkungan pedesaan perlu diaplikasikan di lapangan. Selain sebagai kontribusi keilmuan pada masyarakat juga merupakan otokritik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Justru melalui pengabdian pada masyarakat ini juga merupakan pembelajaran yang sangat diperlukan untuk evaluasi kurikulum yang berbasis kasus nyata dan interdisiplin ilmu.
Gambar 2. Studi Lapangan ke Desa Candirejo
Potensi alam dan budaya yang ada di Imogiri, terutama dengan keunggulan kerajinan batik, menjadikan kawasan ini dipersiapkan sebagai Eko-museum Batik berkelas dunia baik oleh pemerintah daerah maupun organisasi seni dan pelestarian pusaka. Rencana ini digulirkan sejak Jogja dinyatakan sebagai Kota Batik Dunia oleh World Crafts Council tahun 2014.
Selama tahun 2006-2008, relawan dari Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik UGM yang tergabung dalam Pusaka Jogja Bangkit bersama Jogja Heritage Society dan Paguyuban Pecinta Batik Indonesia “Sekarjagad” membantu penguatan kembali batik Imogiri pasca gempa 2006. Kegiatan workshop selama 2 tahun yang dipusatkan di halaman rumah keluarga eks. Lurah Imogiri didukung oleh Cultural Emergency Response, Prince Claus Fund, Belanda.
Tim Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik UGM, pada tahun 2016 menyelenggarakan “International Summer Course on Imogiri Saujana Heritage: Participatory Planning and Design for Batik Eco-Museum”. Kegiatan ini bertujuan pula untuk memberikan kontribusi terbentuknya Kawasan Pusaka Saujana Imogiri sebagai the World Center of Excellence of Batik. Pada saat yang bersamaan diselenggarakannya Jogja International Batik Biennale 2016 pada tanggal 12-16 Oktober 2016, yang salah satu kegiatannya adalah Batik Workshop Day di Giriloyo, Wukirsari, Imogiri.
Gambar 3. Suasana Presentasi Mata Ajaran Studio Desain Arsitektur ke Warga dan Kuliah ISCI 2016
Tim hibah ini sejak tahun 2016 hinggasaat ini telah menggunakan Desa Wukirsari sebagai area kasus nyata untuk Mata Ajaran Studio Desain Arsitektur Tematik I dan II dengan tema desain Eko-museum Batik (SDAT 2) dan Hospitality Design Dusun Giriloyo, Desa Wukirsari, Imogiri (SDAT 1).