LATAR BELAKANG
Pura Mangkunegaran adalah satu dari sebagian pusaka kerajaan di Jawa yang masih eksis, yang sangat pantas untuk dijadikan pusat orientasi kebudayaan Jawa di abad yang ke-21 ini. Selama perjalanannya, Mangkunegaran turut aktif memberikan kontribusi dalam sejarah perjuangan bangsa, juga memberikan andil kuat dalam mewarnai wajah dan jiwa kota Solo pada khususnya dan Indonesia pada umumnya, dengan berbagai layanan yang berkaitan dengan pelestarian kekayaan pusaka yang sesungguhnya semakin rentan dipengaruhi gemuruh masuknya budaya asing.
Karena itu sudah semestinya untuk dijaga kesinambungannya dan bahkan harus terus ditumbuh-kembangkan, mulai dari segi kegiatan sampai dengan pewadahannya. Perkembangan yang terjadi di luar dan juga perubahan di dalam Pura Mangkunegaran secara alamiah telah berlangsung, sehingga menimbulkan isu-isu baru yang harus di tanggapi secara bijak dan hati-hati.
Bersamaan dengan hal-hal di atas, ujud fisik dari kompleks bangunan yang telah berumur dimakan usia telah mengalami banyak kerusakan dan harus segera dilakukan perbaikan, bahkan terdapat beberapa tempat yang mendesak direnovasi sebelum kerusakannya semakin parah.
Faktor biaya perawatan terhadap semua aset yang dimilki juga menjadi isu penting yang harus dicarikan jalan keluarnya, termasuk keberadaan data dasar fisik bangunannya. Beban di atas akan semakin berat dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya pelestarian kekayaan pusaka kita, yang akan menjadi kekuatan mutlak yang hanya dimiliki oleh masyarakat Solo, komunitas Jawa, maupun masyarakat Indonesia.
Karena itu, sebuah kegiatan studi untuk menyusun data fisik terkini dalam format mutakhir, pengkajian bangunan-bangunan yang menuntut untuk segera diperbaiki, serta usulan arahan bagi pengembangan fisik sudah mendesak untuk dilakukan.
Pura Mangkunegaran adalah pusaka nasional Indonesia yang dilindungi undang-undang, sehingga unsur “pelestarian” adalah melekat dalam setiap bahasan dan kebijakan yang akan diambil.