Wayang Kulit Cina-Jawa (Wacinwa), begitulah sebutan untuk pertunjukan padu-padan wayang kulit Jawa dengan unsur cerita klasik Tiongkok. Wayang ini hadir sebagai jembatan dua budaya dengan sejarah panjang seni pertunjukan Tiongkok dan wayang kulit Jawa. Sejak awal abad ke-20 beberapa tokoh Peranakan berusaha menyebarluaskan penghayatan kesenian tradisional Jawa dalam kalangan masyarakat Cina di Yogyakarta dan sekitarnya. Antara lain Lie Jing Kiem, cucu Lie Toen. Secara teratur ia menyelenggarakan pertunjukan gamelan dan pergelaran-pergelaran wayang kulit yang terbuka untuk orang-orang Cina dan masyarakat umum, dengan bantuan para ahli dari kalangan kraton. Ia membuat kulit dan gamelan bernutu tinggi. Usahanya dilakukan sampai akhir hayatnya pada tahun 1929.
Pada tanggal 2 juli 2020 Jogja Heritage Society (JHS) mengadakan bincang – bincang dengan tema Wacinwa: Wayang Kulit Cina-Jawa. Materi narasumber dapat diunduh melalui tautan berikut:
MATERI BU ILMI. WACINWA. JHS. 2 JULI 2020