• Tentang UGM
  • IT Center
  • Fakultas Teknik
  • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
    • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
    • EnglishEnglish
Universitas Gadjah Mada Pusat Pelestarian Pusaka
Departemen Arsitektur dan Perencanaan
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Berita
  • Kegiatan
    • Pendidikan dan Pengajaran
      • S1 (Program Sarjana)
      • S2 (Program Master)
      • S3 (Program Doktor)
      • Sekolah Lapangan Internasional
      • Dosen Tamu
      • Pelatihan
    • Penelitian dan Praktek Pelestarian
      • Pengelolaan Pusaka
      • Pelestarian Saujana Pusaka
      • Pelestarian Kawasan, Desa dan Kota Pusaka
      • Pelestarian Arsitektur Pusaka
      • Pariwisata Pusaka
      • Pendataan Pusaka
    • Pengabdian Masyarakat
      • Penguatan Organisasi Pusaka
      • Program Kolaborasi
      • Desa Binaan
      • Pasca Bencana
      • Penyelenggaraan Seminar/Lokakarya/Forum
  • Galeri
    • Foto
    • Video
  • Publikasi
    • Buku dan Buku Digital
    • Book Chapter
    • Proceeding/Journal
    • Penghargaan
    • Seminar/Lokakarya/Forum
    • Pameran dan Poster
    • Piagam/Deklarasi
    • Media
    • Peta Pusaka
  • Mitra
  • Beranda
  • Berita
  • Mengenal Sejarah Seni Wacinwa: Wayang Kulit Cina-Jawa

Mengenal Sejarah Seni Wacinwa: Wayang Kulit Cina-Jawa

  • Berita
  • 3 Juli 2020, 02.23
  • Oleh: chc.ft
  • 0

Wayang Kulit Cina-Jawa (Wacinwa), begitulah sebutan untuk pertunjukan padu-padan wayang kulit Jawa dengan unsur cerita klasik Tiongkok. Wayang ini hadir  sebagai jembatan dua budaya dengan sejarah panjang seni pertunjukan Tiongkok dan wayang kulit Jawa. Sejak awal abad ke-20 beberapa tokoh Peranakan berusaha menyebarluaskan penghayatan kesenian tradisional Jawa dalam kalangan masyarakat Cina di Yogyakarta dan sekitarnya. Antara lain Lie Jing Kiem, cucu Lie Toen. Secara teratur ia menyelenggarakan pertunjukan gamelan dan pergelaran-pergelaran wayang kulit yang terbuka untuk orang-orang Cina dan masyarakat umum, dengan bantuan para ahli dari kalangan kraton. Ia membuat kulit dan gamelan bernutu tinggi. Usahanya dilakukan sampai akhir hayatnya pada tahun 1929.

Pada tanggal 2 juli 2020 Jogja Heritage Society (JHS) mengadakan bincang – bincang dengan tema Wacinwa: Wayang Kulit Cina-Jawa. Materi narasumber dapat diunduh melalui tautan berikut:

MATERI BU ILMI. WACINWA. JHS. 2 JULI 2020

 

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Berita Terakhir

  • Seminar, Diskusi Panel PERAN EKONOMI PUSAKA DALAM PENCAPAIAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN 2030
    November 28, 2022
  • Rangkaian Renungan Pusaka di tahun 2022
    November 23, 2022
  • RENUNGAN PAGI EKONOMI PUSAKA #02: *KONSEP DAN METODA VALUASI NILAI PUSAKA*
    Februari 16, 2022
  • RENUNGAN PAGI EKONOMI PUSAKA #01: MENCARI PARADIGMA BARU EKONOMI PUSAKA
    Januari 21, 2022
  • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
  • EnglishEnglish
  • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
  • EnglishEnglish
Universitas Gadjah Mada

Pusat Pelestarian Pusaka
Departemen Arsitektur dan Perencanaan
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada

 

Heritage Conservation Research Group, Center of Excellence in Sustainable Environment, Engineering Research and Innovation Center (ERIC) Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada

☏ (+62) 81392059690

Media Sosial

FACEBOOK: Center for Heritage Conservation UGM

Borobudur Field School

YOUTUBE: Studio Pusaka Kita

Kontak

Jl. Grafika 2, Sekip, Yogyakarta, 55281, Indonesia

 

ResearchGate Laretna

ResearchGate 

© CHC FT Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju